Rabu, 24 Oktober 2012

Menikmati "Van Gogh" Lewat Pegangan Pintu

Menikmati "Van Gogh" Lewat Pegangan Pintu

http://inhabitat.com
Sebuah replika lukisan Vincent Van Gogh berjudul "Starry Night" ini terpampang di sebuah jalan di Bethesda, tepatnya di depan toko perkakas Union Hardware. Uniknya, lukisan raksasa tersebut secara khusus dibuat dari pegangan pintu berbagai jenis dan ukuran.
 

KOMPAS.com - Ternyata, perkakas yang ada di rumah dapat menjadi karya seni. Jika tidak percaya, tanyakan saja pada penduduk Bethesda, Maryland, ini.
Sebuah replika lukisan Vincent Van Gogh berjudul "Starry Night" ini terpampang di sebuah jalan di Bethesda, tepatnya di depan toko perkakas Union Hardware. Uniknya, lukisan raksasa tersebut secara khusus dibuat dari pegangan pintu berbagai jenis dan ukuran.
Lusinan pegangan pintu ini milik sang seniman, sekaligus pemilik toko barang perkakas, David Goldberg. Goldberg mengaku memiliki terlalu banyak simpanan pegangan pintu di tokonya. Pegangan-pegangan pintu tersebut telah menumpuk selama 15 tahun.
Alih-alih membuat penawaran khusus agal laku terjual, dia justru menciptakan replika karya seni buatan Van Gogh. Tujuannya sederhana. Ia hanya ingin memberikan "kejutan" bagi lingkungannya.
Berangkat dari tujuan tersebut, Goldberg kemudian mengerjakan "eco-mural" ini. Entah ini salah satu strategi marketing miliknya atau bukan, yang jelas toko perkakas milik Goldberg, Union Hardware, kini mendapat banyak perhatian. Bahkan, pemerintah setempat telah memasang kursi di depan toko Union Hardware agar para pejalan kaki dapat menikmati karya seni tersebut.
Jika diperhatikan, bentuk kastil ikonik dalam replika lukisan karya Van Gogh ini seakan dibangun kembali dengan bata emas. Goldberg menggunakan plat dari pegangan pintu untuk "membangunnya". Selain itu, pegangan-pegangan pintu kristal juga ia jadikan awan dan bulan.
Selama ini, Goldberg telah mengoleksi lebih dari 1.250 pegangan pintu, tuas, serta platnya. Barang-barang koleksi milik Goldberg ini tidak lagi diproduksi oleh pabriknya di Italia, Jerman, dan Amerika Serikat.
Sumber :
Editor :
Latief

Pertimbangkan Empat Saran Memilih KPR ini !

Pertimbangkan Empat Saran Memilih KPR ini!


Shutterstock
Agar cicilan tak terlalu mahal, sebaiknya Anda menyiapkan uang muka yang cukup. Idealnya, siapkan uang muka sekitar 30 persen dari harga rumah.

KOMPAS.com - "Daripada mengontrak rumah terus, lebih baik ambil KPR!". Begitu saran seorang teman pada suatu waktu. Namun, mengambil KPR itu gampang-gampang susah.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah program dari bank yang membantu nasabah untuk mendapatkan rumah. Mudahnya adalah bank akan membayar lunas sebuah rumah, lalu nasabah akan membayar ke bank dengan cara dicicil plus bunga.

Kini, semakin banyak bank yang menawarkan KPR. Agar tak salah pilih, Anda harus bijak menentukan bank yang sesuai dengan keinginan. Nah, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa disimak dan berguna untuk Anda yang masih ragu-ragu:

1. Jangka waktu
Jangka waktu maksimal KPR yang ditawarkan bank biasanya 15 tahun. Namun, kini ada juga bank yang menawarkan cicilan hingga 20 tahun. Semakin lama jangka waktu kredit, semakin besar total bunga yang harus dibayar.
Namun, keuntungannya, jangka kredit terpanjang akan meringankan biaya cicilan per bulan. Selain itu, kita perlu ingat, bahwa investasi properti nilainya akan selalu meningkat dari tahun ke tahun.

2. Besarnya cicilan
Agar cicilan tak terlalu mahal, sebaiknya Anda menyiapkan uang muka yang cukup. Idealnya, siapkan uang muka sekitar 30 persen dari harga rumah.
Selain itu, perlu diingat, pinjaman KPR bank tak boleh melebihi 70 persen dari harga rumah. Harus dipastikan juga, bahwa besarnya cicilan KPR yang Anda ambil tak melewati 30 persen dari pendapatan per bulan.

3. Siapkan uang tambahan
Selain membayar uang muka, Anda sebaiknya menyiapkan uang untuk keperluan surat-surat. Pengurusan KPR di bank biasanya membutuhkan beberapa biaya seperti administrasi, booking fee, biaya penilaian jaminan, administrasi kredit dan provisi kredit.
Ada juga biaya lain seperti untuk asuransi yang mencakup asuransi jiwa untuk menutupi debitur dan asuransi kebakaran untuk membiayai rumah yang dijadikan agunan KPR tersebut. Jangan lupa, ada biaya pengikatan kredit secara hukum meliputi biaya Akta Pengakuan Utang dan Perjanjian Kredit, Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT), Akta jual-beli biaya bea batik nama sertifikat, BPHTB, dan jasa notaris.

4. Pilih bank yang tepat
Masing-masing bank memiliki program KPR tersendiri. Ada yang menawarkan bunga fixed selama setahun, ada juga yang menawarkan bunga fixed selama dua tahun. Sebelum menentukan bank, ada baiknya Anda membandingkan program KPR beberapa bank. Selain itu, pastikan bank yang Anda pilih memiliki jaringan dan pengalaman yang sudah terpercaya. (INO)
Sumber :
Kompas Klasika
Editor :
Latief

BNI Tawarkan Bunga KPR 8 %

BNI Tawarkan Bunga KPR 8 Persen
Penulis : M Latief | Selasa, 23 Oktober 2012 | 11:58 WIB
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Berbagai kemudahan untuk kredit rumah ditawarkan bank pada BNI REI Expo di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (21/10/2012). Kemudahan tersebut diharapkan meningkatkan minat dan kemampuan masyarakat untuk mendapatkan rumah.

PADANG, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero Tbk menawarkan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan bunga rendah, yakni delapan persen fixed selama lima tahun melalui program BNI Griya. Fasilitas dengan bunga murah ini diberi nama KPR Griya BNI Bunga Cantik.
Pembeli properti ini juga menjadi prioritas karena kelompok masyarakat tersebut sangat membutuhkan tempat tinggal, jumlah mereka pun banyak.
-- Diana Djamal
Regional Sales Manager BNI Wilayah Padang, Diana Djamal, di Padang, Selasa (23/10/2012), mengatakan, program BNI Griya Bunga 8 % fixed lima tahun yang ditawarkan BNI ini tergolong menarik. Ringannya persyaratan pada program ini dimaksudkan untuk mendorong kepemilikan rumah masyarakat di Sumbar.
"Pertama, saldo yang diblokir di rekening nasabah hanya setara dua kali angsuran. Kedua, fasilitas ini tidak hanya bisa digunakan untuk pembelian rumah, tetapi juga apartemen baru. Delanjutnya, biaya provisi hanya satu persen dari plafon kredit. Keempat, jangka waktu kredit ringan karena minimal 10 tahun," terangnya.
Dia menambahakan, penawaran menarik ini tidak berlangsung selamanya sehingga calon pembeli rumah harus segera memutuskan. Program BNI Griya Bunga ini berlaku untuk aplikasi yang masuk hingga tanggal 21 Desember 2012 dan realisasi booking selambat-lambatnya 31 Desember 2012.
Dia mengatakan, saat ini BNI membidik para pembeli rumah pertama. Alasannya, kelompok konsumen ini cenderung rendah risiko kreditnya dibandingkan pembeli rumah untuk tujuan investasi.
"Pembeli properti ini juga menjadi prioritas karena kelompok masyarakat tersebut sangat membutuhkan tempat tinggal, jumlah mereka pun banyak," katanya.
Adapun plafon yang diberikan dari program BNI Griya juga bervariasi, mulai dari yang terendah di bawah Rp 250 juta hingga lebih dari Rp 500 juta. Berdasarkan data BNI, tambah dia, realisasi pertumbuhan kredit di sektor properti yang diusung melalui Program BNI Griya sebesar 27,61 %. Nilai yang terdistribusi selama periode Januari-September 2012 mencapai Rp 23,071 triliun, atau meningkat dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2011 sebesar Rp16,201 triliun.
Sumber :
ANT
Editor :
Latief

Jumat, 12 Oktober 2012

KISS@Reston Wood Residence


Dalam Rangka Acara Groun Breaking, Kami Akan Mengadakan Lomba Untuk Siswa / Siswi Dengan Hadiah Yang Menarik. Acara Ini Dilaksanakan Sebagai Tanda Dimulainya Pengerjaan Fisik Pembangunan Cluster Reston Wood Residence Selain Acara Bakti Sosial dan Wisata Kuliner Yang Akan Dilaksanakan Pada 8 - 9 - 10 November 2012

BELI RUMAH DAPAT MOBIL GRATIS TANPA DI UNDI




Dapatkan Kesempatan Terbatas Promo Beli Rumah Dapat Langsung Mobil Tanpa Diundi

Pembelian Unit Rumah Type CANARY Dapat Langsung Daihatsu New AYLA
Pembelian Unit Rumah Type EBONY Dapat Langsung Daihatsu All New Xenia
Pembelian Unit Rumah MAHOGANY Dapat Langsung Daihatsu TERIOS

Promo Ini Berlaku Sampai Dengan 15 November 2012

*Syarat & Ketentuan berlaku




Senin, 08 Oktober 2012

Bahan Bangunan Mahal, Harga Rumah di Jabodetabek Naik 13%


Bahan Bangunan Mahal, Harga Rumah di Jabodetabek Naik 13%

Whery Enggo Prayogi - detikfinance
Kamis, 04/10/2012 13:54 WIB

Jakarta - Harga jual rumah di wilayah Jabodetabek mengalami kenaikan 12% pada semester I-2012, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penyebab utama adalah tingginya harga bahan bangunan dan biaya konstruksi.

"Harga jual naik 13% pada semester I-2012. Ini karena biaya konstruksi mengalami kenaikan 12% pada periode yang sama," kata Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Arief Rahardjo di kantornya, Jakarta, Kamis (4/10/2012).

"Naiknya biaya konstruksi karena waktu itu pemerintah berencana menaikkan harga BBM, namun gagal. Dan seperti biasa, karena harga bahan bangunan sudah naik maka tidak turun lagi," tambahnya.

Arief menambahkan, peningkatan harga jual rumah tertinggi terjadi di Tangerang sebesar 16% dibandingkan semester sebelumnya. Harga rumah Tangerang ini karena apresiasi biaya bangunan adalah 13%.

"Infrastruktur yang telah terbangun dengan baik sehingga memudahkan aksesibilitas menunju Jakarta CBD dan lengkapnya fasilitas yang disediakan masing-masing perumahan telah memicu peningkatan harga jual," tuturnya.

Di samping itu, Bekasi mengalami peningkatan harga tanah yang paling tinggi sebagai dampak dari aktifnya pengembangan infrastruktur di wilayah ini.

"Harga tanah di Bekasi paling tinggi karena selesainya infrastruktur. Untuk kawasan lain sekitar 15%," ucap Arief.

Ini Perbankan Nasional dengan Bunga KPR di Bawah 10%


Ini Perbankan Nasional dengan Bunga KPR di Bawah 10%

Whery Enggo Prayogi - detikfinance
Jumat, 05/10/2012 10:01 WIB

Jakarta - Perbankan penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kini mengerahkan segala upaya guna meningkatkan portofolio pinjaman dari masyarakat. Hasil riset perusahaan konsultan properti, Cushman & Wakefield, Jumat (5/10/2012), menunjukkan beberapa bank melakukan inovasi.

Yang paling tampak terlihat adalah pemangkasan bunga promo rata-rata 1-2% pada September 2012, atau usai aturan batas uang muka atau LTV 70% dari Bank Indonesia (BI) berlaku.

Namun tidak sedikit dari tujuh bank tersebut berinovasi dengan memperpanjang masa bunga promonya. Berikut tujuh bank yang makin getol rayu masyarakat membeli rumah dengan sistem KPR:

1. Bank Central Asia

Bank Central Asia, perbankan swasta terbesar di Indonesia ini sebelumnya melakukan gebrakan promo bunga KPR fixed 8% dengan rentan waktu 55 bulan atau sekitar 4,5 tahun. Bunga ini berlaku pada Maret 2012 dan aturan DP 30% belum berlaku

Promo fantastis ini terbukti membuat portofolio BCA langsung melesat, dan menjadi salah satu bank dengan pembiayaan perumahan terbesar. Padahal sebelumnya BCA hanya dikenal dengan layanan konsumernya. Namun pasca aturan LTV 70%, perusahaan mengubah strateginya. Bunga yang dipatok ,5% dengan periode fixed selama 50 bulan.

2. Bank Mandiri







Bank BUMN dengan aset terbesar ini menetapkan bunga fixed KPR pada level 8,8% selama satu tahun. Penetapan bunga ini cukup menarik konsumen, meski banyak perbankan lain mampu memberi promo bunga lebih rendah.

Atas dasar itulah, paska aturan BI berlaku atau per September 2012, Bank Mandiri memangkas bunga KPR-nya dari 8,8% menjadi 6,75%. Jangka waktu bunga fixed juga semakin panjang, dua tahun.



3. Bank CIMB Niaga






Bank CIMB Niaga anak usaha perusahaan asal Malaysia CIMB Group membagi bunga KPR dalam tiga kategori. Perusahaan memberi keleluasaan nasabah untuk memilih dengan memperhitungkan kemampuan keuangan.

Pertama, CIMB Niaga menawarkan bunga fixed 9,25% untuk jangka waktu dua tahun. Kedua, bunga fixed 11,88% selama lima tahun, dan ketiga bunga fixed 12,88% selama 10 tahun.

Setelah BI meluncurkan aturan DP minimal 30%, perusahaan pun melakukan inovasi dengan pemangkasan bunga fixed. Paket pertama bunga fixed 6,99% selama satu tahun. Selain itu nasabah CIMN Niaga bisa memilih paket lain, bunga fixed 7,99% selama dua tahun, dan paket ketiga bunga 10,5% selama lima tahun.


4. Bank Permata







Bank ini pada awal 2012 memberi bunga KPR fixed 8,8% untuk jangka waktu dua tahun. Bunga yang dipatok perusahaan tergolong tinggi dibandingkan bank-bank lain.

Namun per September, Bank Permata meluncurkan paket bunga KPR baru. Perusahaan menawarkan kepada nasabah bunga KPR fixed 7,5% selama dua tahun.


5. Bank Rakyat Indonesia







Bank Rakyat Indonesia juga memiliki pembiayaan perumahan. Pada Maret 2012 salah satu BUMN perbankan ini menetapkan bunga KPR 9,75% dengan jangka waktu tiga tahun.

Tak lama berselang paska BI menerapkan aturan uang muka 30%, BRI memangkas bunga KPR-nya menjadi 7,75% selama satu tahun, atau 8% selama dua tahun.

6. Bank Negara Indonesia



Bank Negara Indonesia menawarkan bunga fixed
9% untuk rentan waktu dua tahun. Namun per September perusahaan menggebrak, dengan memangkas bunga KPR menjadi 6,99% selama dua tahun.



7. Bank Tabungan Negara



BTN menjadi jagoannya KPR. Bank BUMN ini memang fokus pada pembiayaan perumahan dengan portofolio KPR lebih dari 50%.

BTN pada Maret 2012 telah memberi bunga KPR cukup menarik. Terbagi menjadi dua, diantaranya bunga fixed 7,49% selama dua tahun untuk nilai kredit kurang dari Rp 250 juta. Kemudian bunga fixed 9,75% untuk KPR diatas Rp 250 juta.

Penetapan bunga KPR BTN tidak banyak berubah hingga September 2012, atau setelah aturan BI muncul. Aturan ini memang mengena untuk tipe 70m2 keatas. BTN sendiri menegaskan pembiayaan perumahannya membidik segmen menengah bawah, hingga tidak ada perubahan signifikan dari promo KPR.

Bagaimana Memilih Investasi Terbaik? Ellen May - detikfinance Jumat, 05/10/2012 07:48 WIB


Bagaimana Memilih Investasi Terbaik?

Ellen May - detikfinance
Jumat, 05/10/2012 07:48 WIB

Jakarta - Meskipun investasi saham bisa dibilang tinggi imbal hasilnya, namun belum tentu semua orang cocok berinvestasi saham. Demikian pula investasi properti, emas, obligasi, dan yang lainnya. Jika teman Anda cocok berinvestasi pada sebuah instrumen investasi, belum tentu investasi tersebut adalah yang terbaik untuk Anda. Mengapa demikian ?

Setiap orang mempunyai latar belakang dan tujuan investasi yang berbeda. Selain itu setiap orang tercipta unik dengan karakter yang berbeda-beda dan juga tingkat kemampuan finansial yang berbeda pula. Jadi jika teman Anda merasa cocok pada sebuah jenis investasi, jangan asal ikut-ikutan. Lalu, bagaimana caranya menentukan jenis investasi yang cocok bagi kita?

Yang pertama, tentukan berapa banyak modal yang Anda miliki. Dengan menentukan modal, hal ini berarti Anda sedang menghitung berapa banyak “peluru” yang Anda punya. Jika Anda memiliki modal kecil, Anda bisa memilih investasi reksa dana, yang dapat dibeli dari nominal beberapa ratus ribu rupiah saja, berjenjang hingga jutaan rupiah. Investasi obligasi, misalnya ORI (Obligasi Ritel Indonesia) membutuhkan dana minimal sebesar Rp 5 juta. Bagaimana dengan saham? 

Meskipun saat ini banyak sekuritas yang memberi penawaran sangat menarik, yaitu membuka rekening dengan dana sangat kecil, namun paling tidak Anda membutuhkan dana Rp 10 juta ke atas untuk membeli saham-saham lapis pertama hingga lapis kedua. Saham-saham lapis ketiga yang sangat murah harganya cenderung tidak likuid dan beresiko tinggi.

Yang kedua, tentukan tujuan Anda berinvestasi. Untuk apa Anda berinvestasi ? Misalnya saja, jika Anda memilih berinvestasi untuk tabungan anak jangka panjang, maka investasi saham jangka panjang, atau reksa dana saham adalah pilihan tepat. Namun jika tujuan Anda berinvestasi adalah untuk menyimpan dana untuk naik haji selama dua tahun ke depan, maka pilihan berinvestasi pada obligasi/reksa dana pendapatan tetap adalah pilihan yang tepat karena memiliki tingkat resiko lebih rendah daripada reksa dana saham.

Yang ketiga, tentukan profil resiko Anda. Investasi berdasar urutan tingkat resiko dan imbal hasil :


  • Deposito
  • Obligasi
  • Reksa dana, terdiri dari Reksa dana pasar uang, Reksa dana pendapatan tetap, Reksa dana campuran, Reksa dana Saham
  • Saham

Berinvestasi dalam deposito memiliki tingkat resiko paling rendah,namun juga imbal hasil yang sangat rendah sekitar 6% jauh di bawah tingkat inflasi yang rata-rata berkisar 10% per tahun.

Obligasi adalah pilihan tepat bagi Anda yang memiliki profil resiko moderat, namun menginginkan imbal hasil di atas deposito. Namun, Anda harus selektif dalam memilih obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan, karena adanya resiko gagal bayar. Untuk meminimalkan resiko gagal bayar, Anda bisa memilih obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, salah satunya adalah ORI (Obligasi Ritel Indonesia) yang dapat dibeli dengan minimal dana Rp 5 juta hingga maksimum Rp 3 miliar.

Di atas obligasi, ada reksa dana dengan berbagai jenjang profil resiko & imbal hasil pula. Reksa dana saham adalah jenis reksa dana yang memberikan tingkat imbal hasil tertinggi namun juga resiko cukup besar. Oleh karena itu, reksa dana saham sangat cocok bagi Anda yang ingin berinvestasi dengan bingkai waktu besar (di atas 5 hingga 10 tahun) untuk mendapatkan hasil yang maksimum.

Nah, pilihan investasi yang terakhir adalah berinvestasi langsung pada bursa saham. Berinvestasi langsung pada bursa saham ini sangat menarik. Mengapa ? Jika Anda jeli dan cermat dalam memilih saham, dan menentukan level beli dan jual, maka Anda memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan / imbal hasil cukup besar. Namun jika Anda tidak cermat dan tidak disiplin di dalam mengelola portofolio dan emosi (rasa takut dan serakah), maka resiko yang muncul juga cukup besar.

Jadi jika Anda berminat untuk berinvestasi langsung pada instrumen saham, sebaiknya Anda cermat dalam memilih saham untuk investasi jangka panjang, dengan menggunakan Analisis Fundamental, dan menentukan timing beli / jual dengan memanfaatkan Analisis Teknikal.

Jika Anda malas belajar? Hmm… sebaiknya pertimbangkan lagi niat Anda untuk berinvestasi langsung dalam bursa saham. Lebih baik serahkan dana Anda pada manajer investasi/reksa dana yang terpercaya atau instrumen investasi lainnya.

Nah, demikian sharing dari saya tentang bagaimana memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan Anda. Salam profit.

*) Ellen May, Penulis buku Best Selling Smart Traders Not Gamblers, praktisi pasar modal, @pakarsaham

Kenaikan Harga Rumah Baru Tahun Ini Diperkirakan Hanya 25%


Jakarta - Indonesia Property Watch (IPW) memperkirakan pertumbuhan harga jual rumah primer atau rumah baru tidak setinggi dua tahun sebelumnya. Tahun ini kenaikan harga rumah baru berkisar antara 20%-25%. Hal ini karena penjualan pasar perumahan primer mulai mengalami penurunan. 

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda situsnya dikutip Minggu (7/10/2012)

Padahal pertumbuhan harga jual rumah baru dua tahun terakhir mencapai 50% -60% per tahun khususnya di beberapa lokasi tertentu seperti Serpong dan Pantai Indah Kapuk. Sedangkan Cibubur pun melesat dengan pertumbuhan harga rumah 25%-35%. 

Ali menuturkan kenaikan harga rumah tahun-tahun sebelumnya diperkirakan sebagai strategi yang dilakukan oleh pengembang untuk mendongkrak nilai tanahnya ditengah siklus permintaan properti yang sedang naik. 

"Cluster-cluster baru perumahan menengah atas bermunculan dalam dua tahun terakhir dan laris. Namun demikian memasuki tahun 2012 pertumbuhan harga mulai mengalami perlambatan meskipun masih bertumbuh," kata Ali.

Ia menuturkan telah terjadi kelebihan harga jual atau over value di beberapa lokasi perumahan yang telah mengalami pertumbuhan kenaikan harga yang signifikan dua tahun terakhir. Menurutnya sebuah lokasi yang sudah over value ditandai dengan adanya spread harga yang terlalu lebar antara harga yang terjadi di pasar primer dan pasar sekunder..

"Saat ini perbedaan harga properti untuk tipe yang sama antara pasar primer dan sekunder (rumah bekas) mencapai lebih dari 20%. Beberapa lokasi yang telah over value sedang memasuki tahap equilibrium pasar yang baru sehingga pengembangpun tidak bisa menaikan harga jual dengan terlalu tinggi lagi," katanya.

Ali menambahkan pasar rumah primer mulai melambat namun tidak menggambarkan penurunan pasar secara umum, karena siklus properti diperkirakan masih akan mencapai puncaknya sampai pertengahan tahun 2013. 

"Yang terjadi adalah harga yang telah terlalu tinggi sehingga penjualan melambat dan pengembangpun agaknya sudah mulai merasakan kejenuhan pasar di segmen menengah atas," jelas Ali.

Dikatakannya pasar akan mencapai titik keseimbangan baru karena kenaikan harga yang ada saat ini merupakan kenaikan harga semu dari pasar primer yang tidak mencerminkan pasar secara nyata. Menurutnya pasar permintaan konsumen mulai beralih untuk membeli dan bertansaksi di pasar sekunder karena lebih rendah dibandingkan dengan properti yang sama di pasar primer. 

"Indonesia Property Watch mencatat terjadi pergerakan penjualan pasar sekunder yang mencapai 15% di semester I/2012. Data Bank Indonesia pun mencatat kenaikan sebesar 3,23% di triwulan III/2012," jelas Ali.

Ia mencatat pasar sekunder (bekas) akan mencerminkan mekanisme pasar sebenarnya. Dan diperkirakan geliat pasar sekunder akan terus meningkat sampai tahun 2013 ditengah pasar primer yang mulai melambat.